PEMBUATAN
PESTISIDA ALAMI

Oleh
:
VERINDA
RIZKI UTAMI
VIIIC
/ 15326
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 01 SUKODONO
RINTISAN SEKOLAH
BERTARAF INTERNASIONAL (R-SBI)
MEI
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini dengan
identitas di bawah ini telah dibimbing dan diselesaikan dengan baik pada 29 Mei
2012
Judul : Pembuatan Pestisida Alami
Penyusun : Verinda Rizki Utami
Kelas/NIS : VIIIC/25
Kepala SMPN 1 Sukodono Pembimbing
Winadi S.Pd, M.Pd Alfiyah Nazlatus Su’adah S.Pd
NIP. 19610502 198112 1
004 NIP. 19851003 201001 2 033
KATA PENGANTAR
Pertama – pertama saya ucapkan puji syukur atas kehadirat
ALLAH S.W.T , karena atas ridho dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah untuk memenuhi persyaratan kenaikan kelas. Semoga karya tulis
ilmiah ini bermanfaat.
Tiada
pekerjaan yang bisa diselesaikan sendiri tanpa bimbingan dan bantuan serta
dukungan dari dari beberapa pihak. Oleh karena itu saya ucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Kedua
orang tua saya yang telah mendo’akan dan menyayangi saya.
2. Ibu
Alfiyah Nazlatus Su’adah S.Pd yang telah membimbing saya.
3. Teman
dan sahabat yang selalu menghibur dan mendukung.
Saya
menyadari ada banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini , untuk itu
saya mohon kritik dan saran. Terimakasih
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………. i
LEMBAR
PENGESAHAN…………………………………………… ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………. iii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………… iv
DAFTAR
GAMBAR…………………………………………………… vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH………………………… 1
1.2 RUMUSAN
MASALAH…………………………………… 1
1.3 HIPOTESI…………………………………………………… 2
1.4 TUJUAN…………………………………………………….. 2
1.5 BATASAN
MASALAH……………………………………. 3
1.6 MANFAAT
PENELITIAN…………………………………. 3
BAB 2 DASAR TEORI
2.1 PESTISIDA…………………………………………………. 4
2.2 PESTISIDA ALAMI………………………………………… 9
2.3 HAMA……………………………………………………….. 10
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 JENIS
PENELITIAN……………………………………. 12
3.2 TEMPAT
DAN WAKTU PENELITIAN……………... 12
3.3 ALAT
DAN BAHAN………………………………….. 12
3.4 LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN………………... 15
3.5 PENGUJIAN
PESTISIDA ALAMI……………………… 17
BAB 4 HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
4.1 DATA
HASIL PENELITIAN…………………………… 18
4.2
PEMBAHASAN………………………………………… 18
BAB 5 PENUTUP
5.1
KESIMPULAN…………………………………………. 22
5.2
SARAN…………………………………………………. 22
DAFTAR RUJUKAN………………………………………………….. 24
DAFTAR RUJUKAN………………………………………………….. 24
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1…………………………………………………………… 12
Gambar
3.2…………………………………………………………… 13
Gambar 3.3…………………………………………………………… 13
Gambar
3.4…………………………………………………………… 13
Gambar
3.5…………………………………………………………… 14
Gambar
3.6…………………………………………………………… 14
Gambar
3.7…………………………………………………………… 14
Gambar
3.8…………………………………………………………… 15
Gambar 3.9…………………………………………………………… 15
Gambar
3.10…………………………………………………………… 16
Gambar
3.11…………………………………………………………… 16
Gambar
3.12…………………………………………………………… 16
Gambar
3.13…………………………………………………………… 16
Gambar
3.14…………………………………………………………… 16
Gambar
3.15…………………………………………………………… 17
Gambar
3.16…………………………………………………………… 17
Gambar
4.1…………………………………………………………… 19
Gambar
4.2…………………………………………………………… 20
Gambar
4.3…………………………………………………………… 21
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada
saat ini banyak petani yang menggunakan pestisida dan insektisida buatan pabrik
yang mahal , banyak mengandung bahan kimia dan tidak ramah lingkungan, sehingga
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, dan juga dapat membunuh hewan yang
bukan hama tumbuhan, seperti, elang, ular, bangau,dll. Oleh sebab itu dibuatlah
pestisida alami yang aman bagi lingkungan dan dengan biaya yang sangat murah.
Pada
penelitian ini digunakan daun pepaya karena di sekitar rumah banyak terdapat
kebun pepaya dan daunnya tidak digunakan atau langsung dibuang. Selain itu
terdapat getah yang rasanya sangat pahit, sehingga banyak tidak disukai hama.
Digunakan juga minyak tanah karena baunya sangat menyengat dan tidak disukai
oleh hama, seperti: rayap. Dan juga digunakan detergent karena bersifat basa
dan rasanya pahit, fungsinya sama seperti daun pepaya. Sedangakan air digunakan
untuk melarutkan atau mencampur zat-zat yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Gambar 3.9




Gambar 3.12 Gambar
3.13
Gambar 3.14
Gambar 3.15
Gambar 3.16
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
1.
Bagaimana cara membuat pestisida alami
dari daun pepaya?
2.
Hama apa saja yang dapat diberantas
dengan pestisida alami dari daun pepaya?
1.1 Hipotesis
1.
Banyak sedikitnya takaran bahan
kemungkinan akan berpengaruh terhadap hasil akhir. Karena, dalam membuat
sesuatu kita harus memperhatikan takarannya, dan diusahakan pas dengan
rationya.
2.
Lama perendaman hasil tumbukan juga akan
berpengaruh. Karena, jika lebih lama merendam, maka hasil tumbukan akan semakin
lembek dan sulit disaring.
3.
Jika menggunakan bahan lain, mungkin
bisa tetapi cara membuatnya berbeda, dan biaya yang dikeluarkan juga
berbeda-beda. Jika menggunakan bahan lain, bisa menggunakan tembakau, kenikir,
kemangi, kunyit, daun laos, daun pohon gadung,dll. Misal menggunakan daun laos
, maka daun laosnya harus dibacem atau difermentasikan terlebih dahulu.
4.
Pestisida yang akan dibuat ini dapat
membasmi atau mencegah hama seperti rayap, aphid, hama kecil, ulat bulu, serta
berbagai jenis serangga lainnya.
5.
Manfaatnya adalah membatu petani
membasmi hama, pestisida yang ramah lingkungan sehingga tidak mengganggu
ekosistem.
1.2 Tujuan
1.
Untuk mengetahui bagaimana cara membuat
pestisida alami dari daun pepaya.
2.
Untuk mengetahui hama apa saja yang
dapat diberantas dengan pestisida alami dari daun pepaya.
1.5
Batasan Masalah
Masalah yang dibahas dalam Karya Tulis ini hanya dibatasi
pada masalah-masalah berikut :
1.
Bahan yang digunakan adalah daun papaya,
deterjen, minyak tanah, dan air
2.
Hama yang dapat dibasmi yaitu rayap,
aphid, hama kecil, ulat bulu.
3.
Langkah-langkah pembuatannya.
1.6
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi
petani
a. Petani
bisa membuat pestisida yang alami, ramah lingkungan, dan murah.
b. Tidak
beracun.
2. Bagi
siswa
a. Menambah
wawasan dan informasi tentang hama dan penanggulangannya.
3. Bagi
peneliti
a. Peneliti
bisa meneliti lebih lanjut penelitian ini.
BAB 2
DASAR TEORI
2.1
Pestisida
Pestisida
adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau
membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest "hama" yang
diberi akhiran -cide "pembasmi". Sasarannya bermacam-macam, seperti
serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap
mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa
sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".
Penggunaan
pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia
dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida
ini, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik.
Karena pestisida tersebut racun yang dapat saja membunuh organisme berguna
bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai
prosedur yang telah ditetapkan. Usaha
atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah :
- Ketahui
dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai
salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi
serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan
tanah dan tanaman telah terlanjur tercemar.
- Ikuti
petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik
atau petugas penyuluh.
- Jangan
terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada
penyuluh.
- Jangan
telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunakannya.
- Jangan
salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan
kadang-kadang usia tanaman juga diperhatikan.
- Gunakan
tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.
- Pahami
dengan baik cara pemakaian pestisida.
Dalam bidang pertanian pestisida
merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian
Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian.
Prinsip penggunaannya adalah:
- Harus
kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati
- Efisien
untuk mengendalikan hama tertentu
- Meninggalkan
residu dalam waktu yang tidak diperlukan
- Tidak boleh
persistent, jadi harus mudah terurai
- Dalam
perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi
persyaratan keamanan yang maksimum
- Harus
tersedia antidote untuk pestisida tersebut
- Sejauh
mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
- Relatif
aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)
- Harga
terjangkau bagi petani.
Pestisida dapat digolongkan menjadi
bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan
tersebut disajikan sebagai
berikut:
- Akarisida,
berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu.
Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh
tungau atau kutu.
- Algisida,
berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut.
Berfungsi untuk melawan alge.
- Avisida,
berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung.
Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol
populasi burung.
- Bakterisida,
berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk
melawan bakteri.
- Fungisida,
berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti
jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
- Herbisida,
berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi
membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
- Insektisida,
berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau
segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
- Larvisida,
berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
- Molluksisida,
berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek.
Berfungsi untuk membunuh siput.
- Nematisida,
berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti
benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di
akar).
- Ovisida,
berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh
telur.
- Pedukulisida,
berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh
kutu atau tuma.
- Piscisida,
berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk
membunuh ikan.
- Rodentisida,
berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk
membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
- Predisida,
berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk
membunuh pemangsa (predator).
- Silvisida,
berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh
pohon.
- Termisida,
berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun.
Berfungsi untuk membunuh rayap.
Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk
pestisida, namun namanya tidak menggunakan akhiran sida:
- Atraktan,
zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik.
Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan
perangkap.
- Kemosterilan,
zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang
belakang.
- Defoliant,
zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen,
digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.
- Desiccant.
zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya.
- Disinfektan,
zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme.
- Zat
pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan menghentikan
pertumbuhan tanaman.
- Repellent,
zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang
lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak
nyamuk.
- Sterilan
tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau
biji gulma.
- Pengawet
kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).
- Stiker,
zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan
hujan.
- Surfaktan
dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.
- Inhibitor,
zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.
- Stimulan
tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan
terjadinya buah.
2.2 Pestisida Alami
Secara
umum pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
tumbuhan. Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga
tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena
residunya mudah hilang.
Pestisida alami mempunyai
beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida alami adalah :
- Murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.
- Relatif aman terhadap lingkungan.
- Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
- Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
- Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
- Menghasilkan produk pertanian yang sehat.
Sementara, kelemahannya adalah :
- Daya kerjanya relatif lambat.
- Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
- Tidak tahan terhadap sinar matahari.
- Kurang praktis.
- Tidak tahan disimpan.
- Kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.
- Murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.
- Relatif aman terhadap lingkungan.
- Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
- Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
- Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
- Menghasilkan produk pertanian yang sehat.
Sementara, kelemahannya adalah :
- Daya kerjanya relatif lambat.
- Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
- Tidak tahan terhadap sinar matahari.
- Kurang praktis.
- Tidak tahan disimpan.
- Kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.
Contoh tanaman yang dapat
digunakan sebagai pestisida:
·
Tembakau (Nicotium
tabacum)
·
Tuba, Jenu (Derriseleptica)
·
Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
·
Kucai (Allium
schonaoresum)
·
Bunga Camomil (Chamaemelum sp)
·
Bawang Putih (Allium sativum)
·
Mint (Menta
spp)
·
Kembang Kenikir (Tagetes spp)
·
Tomat (Lycopersicum
eskulentum)
·
Bunga Mentega (Nerium indicum)
·
Daun Pepaya
2.3 Hama
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam
kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme,
dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Suatu hewan juga dapat disebut hama
jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau
menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia. Contohnya adalah
organisme yang menjadi vektor penyakit bagi
manusia, seperti tikus dan lalat yang membawa
berbagai wabah, atau nyamuk yang menjadi
vektor malaria.
Dalam pertanian, hama adalah
organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke
dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian.
Hama
yang dapat dibasmi oleh pestisida alami antara lain, ulat bulu, aphid, rayap,
belalang, dan beberapa serangga kecil lainnya.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada karya tulis ilmiah ini adalah
deskriptif.
3.2
Tempat Dan Waktu Penelitian
Eksperimen pembuatan pestisida alami ini dilaksanakan
pada :
Tempat :
Rumah Verinda Rizki Utami Jalan Kyai
Kembang
RT 23 RW 8 , Tekung , Lumajang
Waktu :
6 s/d 7 Mei 2012
3.3
Alat Dan Bahan
1.
Alat
1) Alat penumbuk atau lesung besi

2)
Saringan dan wadah hasil saringan

3) Ember atau timba

4) Gayung

Timbangan

2.
Bahan
1) 1kg daun pepaya

2) 10 liter Air
3) Minyak tanah

4)
Deterjen

3.4
Langkah-Langkah Penelitian
1.
Timbang daun pepaya terlebih dahulu.

2. Tumbuk daun pepaya menggunakan lesung atau
alat penumbuk sampai halus.



Gambar
3.10 Gambar
3.11
3.
Daun pepaya yang sudah halus dimasukkan
kedalam timba dan dicampur dengan 30gr deterjen, 2 sendok makan minya tanah dan
10 liter air




4.
Hasil campuran kemudian didiamkan selama
12 jam kemudian disaring

5.
Pestisida yang sudah jadi siap digunakan

3.5
Pengujian Pestisida Alami
Pestisida alami yang telah saya buat telah diuji pada
beberapa hama, antara lain rayap dan ulat.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Hasil Penelitian
Hasil pestisida yang saya buat setelah didiamkan selama
12 jam menghasilkan cairan yang berbau sangat menyengat dan memungkinkan
serangga jika menghirup atau terkena cairan tersebut akan mati.
4.2
Pembahasan
Pestisida alami yang saya buat berasal dari tumbukan daun
pepaya yang dicampur dengan 30gr deterjen , 2 sendok makan minyak tanah dan 10
liter air. Digunakan daun pepaya karena pada daun pepaya terdapat bahan aktif
Papain yang cukup efektif untuk
mengendalikan ulat dan hama penghisap tanaman. Sedangkan detergent bersifat
basa, sehingga sangat berpengaruh pada media tumbuhan yaitu tanah, terutama
pada tanah yang asam jika diberi detergent akan menjadi netral dan tumbuhan
akan tumbuh subur.
Pada
pembutan pestisida alami ini campuran dari bahan-bahan yang telah disebutkan
didiamkan selama 12 jam, kemudian disaring. Setelah disaring pestisida tersebut
siap digunakan.
Pestisida alami ini dapat membasmi beberapa hama seperti:
1.
Aphid
Ukuran tubuhnya sangat kecil (1 - 2 mm)
lunak umumnya berwarna hijau. Kutu daun ini menghisap cairan tanaman sehingga
menyebabkan tanaman lemah. Selain itu kutu daun mengeluarkan cairan seperti
gula yang menguntungkan bagi pertumbuhan cendawan hitam pada daun. Aphid
merupakan vektor penting dalam penyebaran penyakit virus karena dapat berpindah
dari satu tanaman ke tanaman lainnya.

Kutu daun / aphid ini ada 2 macam yaitu aphid
bersayap dan tidak bersayap, perbedaan ini dikarenakan adanya kompetisi
makanan. Jika populasi aphid dalam 1 rumpun tanaman sangat banyak maka tubuh
aphid ini akan membentuk sayap untuk memudahkan bermigrasi ke tempat yang lebih
menguntungkan. Perpindahan aphid sejauh 5 meter per hari apabila berjalan, 5 km
per hari untuk aphid yang bersayap dan apabila dibantu oleh hembusan angin
dapat mencapai 200 km per hari.
2.
Rayap

Rayap adalah serangga sosial anggota bangsa Isoptera yang
dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia.
Rayap bersarang di dan memakan kayu
perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara
ekonomi. Rayap masih berkerabat dengan semut,
yang juga serangga sosial. Dalam bahasa Inggris, rayap disebut juga "semut putih" (white ant) karena
kemiripan perilakunya.
Sebutan rayap sebetulnya mengacu pada hewannya secara
umum, padahal terdapat beberapa bentuk berbeda yang dikenal, sebagaimana pada
koloni semut atau lebah sosial. Dalam koloni, rayap tidak memiliki sayap.
Namun demikian, beberapa rayap dapat mencapai bentuk bersayap yang akan keluar
dari sarangnya secara berbondong-bondong pada awal musim penghujan (sehingga seringkali menjadi pertanda perubahan ke musim penghujan) di
petang hari dan beterbangan mendekati cahaya. Bentuk ini dikenal sebagai laron atau anai-anai.
3.
Ulat Bulu

Ulat
bulu sebenarnya adalah salah satu fase metamorfosis dari kupu-kupu atu ngengat.
Pada fase ini ulat bulu sangat meresahkan para petani karena ulat bulu
merupakan hama yang berbahaya. Karena pada fase ini ulat bulu memang banyak
memakan daun tanaman, dan pada fase ini menghasilkan banyak air liur yang
berfungsi untuk melindunginya pada fase kepompong.
Selain
merugikan para petani karena memakan daun tanaman, hewan ini juga meresahkan
masyarakat, karena jika terkena bulunya kulit kita akan terasa gatal dan
seperti terbakar.
Pestisida
ini masih dicampur dengan bahan kimia buatan jadi pestisida ini masih belum
bisa disebut pestisida alami.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Cara
membuat pestisida alami yaitu, pertama timbanglah daun pepaya dengan berat 1kg.
Setelah itu tumbuklah daun pepaya hingga halus. Setelah itu campurlah hasil
tumbukan daun pepaya dengan 2 sendok makan minyak tanah, 30 gr deterjen dan 10
liter air. Setelah itu campuran didiamkan selama 12 jam. Setelah 12 jam
saringlah campuran tersebut menggunakan saringan. Setelah disaring pestisida
alami ini siap digunakan.
2. Hama
yang dapat dibasmi dengan pestisida alami ini antara lain, aphid, rayap dan
ulat bulu
5.2
Saran
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan , maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1.
Perlu melakukan percobaan kembali dengan
merubah takaran bahan dan lama proses perendaman agar lebih tau mana hasil
pestisida alami yang lebih baik.
2.
Perlu melakukan percobaan kembali yaitu
dengan menumbuk daun pepaya tidak sampai halus. Agar kita dapat mengetahui
apakah hasil akhirnya sama atau tidak dengan hasil akhir dengan menggunakan
daun pepaya yang ditumbuk hingga halus.
3.
Pembuatan pestisida ini masih dicampur
dengan bahan kimia buatan, yaitu deterjen yang sangat berbahaya pada tumbuhan.
Jadi perlu dilakukan percobaan lagi membuat pestisida alami tanpa dicampur
bahan kimia buatan.
DAFTAR RUJUKAN
ekstrak-daun-pepaya-carica-papaya-sebagai-pestisida-alami-yang-ramah-lingkungan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar