Nara's ^_^

Senin, 04 Juni 2012


PEMBUATAN PESTISIDA ALAMI

71039_82166555833_6582332_n.jpg


Oleh :
VERINDA RIZKI UTAMI
VIIIC / 15326


PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 01 SUKODONO
RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (R-SBI)
MEI 2012




LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini dengan identitas di bawah ini telah dibimbing dan diselesaikan dengan baik pada 29 Mei 2012
Judul               : Pembuatan Pestisida Alami
Penyusun         : Verinda Rizki Utami
Kelas/NIS       : VIIIC/25


Kepala SMPN 1 Sukodono                                        Pembimbing


Winadi S.Pd, M.Pd                                             Alfiyah Nazlatus Su’adah S.Pd
NIP. 19610502 198112 1 004                              NIP. 19851003 201001 2 033








KATA PENGANTAR
            Pertama – pertama saya ucapkan puji syukur atas kehadirat ALLAH S.W.T , karena atas ridho dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah untuk memenuhi persyaratan kenaikan kelas. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat.
Tiada pekerjaan yang bisa diselesaikan sendiri tanpa bimbingan dan bantuan serta dukungan dari dari beberapa pihak. Oleh karena itu saya ucapkan banyak terimakasih kepada :
1.      Kedua orang tua saya yang telah mendo’akan dan menyayangi saya.
2.      Ibu Alfiyah Nazlatus Su’adah S.Pd yang telah membimbing saya.
3.      Teman dan sahabat yang selalu menghibur dan mendukung.
Saya menyadari ada banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini , untuk itu saya mohon kritik dan saran. Terimakasih




                                                                                                Penulis





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………….        i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………       ii
KATA PENGANTAR………………………………………………….      iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………      iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………     vi 
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH…………………………    1
1.2  RUMUSAN MASALAH……………………………………    1
1.3  HIPOTESI……………………………………………………      2
1.4  TUJUAN……………………………………………………..      2
1.5  BATASAN MASALAH…………………………………….     3
1.6  MANFAAT PENELITIAN………………………………….     3
BAB 2 DASAR TEORI
            2.1 PESTISIDA………………………………………………….     4
            2.2 PESTISIDA ALAMI…………………………………………   9
            2.3 HAMA………………………………………………………..    10
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1  JENIS PENELITIAN…………………………………….   12
3.2  TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN……………...  12
3.3  ALAT DAN BAHAN…………………………………..   12
3.4  LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN………………...  15
3.5  PENGUJIAN PESTISIDA ALAMI……………………… 17
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
                  4.1 DATA HASIL PENELITIAN……………………………   18
                  4.2 PEMBAHASAN…………………………………………    18
BAB 5 PENUTUP
                  5.1 KESIMPULAN………………………………………….     22
                  5.2 SARAN………………………………………………….     22 
DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………..     24












DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1……………………………………………………………        12
Gambar 3.2……………………………………………………………        13
Gambar 3.3……………………………………………………………        13
Gambar 3.4……………………………………………………………        13
Gambar 3.5……………………………………………………………        14
Gambar 3.6……………………………………………………………        14
Gambar 3.7……………………………………………………………        14
Gambar 3.8……………………………………………………………        15
Gambar 3.9……………………………………………………………        15
Gambar 3.10……………………………………………………………      16
Gambar 3.11……………………………………………………………      16
Gambar 3.12……………………………………………………………      16
Gambar 3.13……………………………………………………………      16
Gambar 3.14……………………………………………………………      16
Gambar 3.15……………………………………………………………      17
Gambar 3.16……………………………………………………………      17
Gambar 4.1……………………………………………………………        19
Gambar 4.2……………………………………………………………        20
Gambar 4.3……………………………………………………………        21




 
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Pada saat ini banyak petani yang menggunakan pestisida dan insektisida buatan pabrik yang mahal , banyak mengandung bahan kimia dan tidak ramah lingkungan, sehingga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, dan juga dapat membunuh hewan yang bukan hama tumbuhan, seperti, elang, ular, bangau,dll. Oleh sebab itu dibuatlah pestisida alami yang aman bagi lingkungan dan dengan biaya yang sangat murah.
Pada penelitian ini digunakan daun pepaya karena di sekitar rumah banyak terdapat kebun pepaya dan daunnya tidak digunakan atau langsung dibuang. Selain itu terdapat getah yang rasanya sangat pahit, sehingga banyak tidak disukai hama. Digunakan juga minyak tanah karena baunya sangat menyengat dan tidak disukai oleh hama, seperti: rayap. Dan juga digunakan detergent karena bersifat basa dan rasanya pahit, fungsinya sama seperti daun pepaya. Sedangakan air digunakan untuk melarutkan atau mencampur zat-zat yang ada.
1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana cara membuat pestisida alami dari daun pepaya?
2.      Hama apa saja yang dapat diberantas dengan pestisida alami dari daun pepaya?


1.1  Hipotesis
1.      Banyak sedikitnya takaran bahan kemungkinan akan berpengaruh terhadap hasil akhir. Karena, dalam membuat sesuatu kita harus memperhatikan takarannya, dan diusahakan pas dengan rationya.
2.      Lama perendaman hasil tumbukan juga akan berpengaruh. Karena, jika lebih lama merendam, maka hasil tumbukan akan semakin lembek dan sulit disaring.
3.      Jika menggunakan bahan lain, mungkin bisa tetapi cara membuatnya berbeda, dan biaya yang dikeluarkan juga berbeda-beda. Jika menggunakan bahan lain, bisa menggunakan tembakau, kenikir, kemangi, kunyit, daun laos, daun pohon gadung,dll. Misal menggunakan daun laos , maka daun laosnya harus dibacem atau difermentasikan terlebih dahulu.
4.      Pestisida yang akan dibuat ini dapat membasmi atau mencegah hama seperti rayap, aphid, hama kecil, ulat bulu, serta berbagai jenis serangga lainnya.
5.      Manfaatnya adalah membatu petani membasmi hama, pestisida yang ramah lingkungan sehingga tidak mengganggu ekosistem.
1.2  Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaimana cara membuat pestisida alami dari daun pepaya.
2.      Untuk mengetahui hama apa saja yang dapat diberantas dengan pestisida alami dari daun pepaya.


1.5 Batasan Masalah
            Masalah yang dibahas dalam Karya Tulis ini hanya dibatasi pada masalah-masalah berikut :
1.      Bahan yang digunakan adalah daun papaya, deterjen, minyak tanah, dan air
2.      Hama yang dapat dibasmi yaitu rayap, aphid, hama kecil, ulat bulu.
3.      Langkah-langkah pembuatannya.
1.6 Manfaat Penelitian
            Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.      Bagi petani
a.       Petani bisa membuat pestisida yang alami, ramah lingkungan, dan murah.
b.      Tidak beracun.
2.      Bagi siswa
a.       Menambah wawasan dan informasi tentang hama dan penanggulangannya.
3.      Bagi peneliti
a.       Peneliti bisa meneliti lebih lanjut penelitian ini.




BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Pestisida
            Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest "hama" yang diberi akhiran -cide "pembasmi". Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".
            Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida ini, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik. Karena pestisida tersebut racun yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Usaha atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah :
  1. Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman telah terlanjur tercemar.
  2. Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh.
  3. Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada penyuluh.
  4. Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunakannya.
  5. Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan kadang-kadang usia tanaman juga diperhatikan.
  6. Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.
  7. Pahami dengan baik cara pemakaian pestisida.
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah:
  • Harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati
  • Efisien untuk mengendalikan hama tertentu
  • Meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan
  • Tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai
  • Dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum
  • Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut
  • Sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
  • Relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)
  • Harga terjangkau bagi petani.
Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sebagai berikut:
  • Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
  • Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.
  • Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.
  • Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.
  • Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
  • Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
  • Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
  • Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
  • Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
  • Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).
  • Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.
  • Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
  • Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.
  • Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
  • Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
  • Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon.
  • Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.
Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak menggunakan akhiran sida:
  • Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap.
  • Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang.
  • Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.
  • Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya.
  • Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme.
  • Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman.
  • Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk.
  • Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.
  • Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).
  • Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan.
  • Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.
  • Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.
  • Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah.
2.2 Pestisida Alami
            Secara umum pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya mudah hilang.
Pestisida alami mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida alami adalah :
            - Murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.
            - Relatif aman terhadap lingkungan.
            - Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
            - Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
            - Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
            - Menghasilkan produk pertanian yang sehat.
Sementara, kelemahannya adalah :
            - Daya kerjanya relatif lambat.
            - Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
            - Tidak tahan terhadap sinar matahari.
            - Kurang praktis.
            - Tidak tahan disimpan.
            - Kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.
Contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida:
·         Tembakau (Nicotium tabacum)
·         Tuba, Jenu (Derriseleptica)
·         Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
·         Kucai (Allium schonaoresum)
·         Bunga Camomil (Chamaemelum sp)
·         Bawang Putih (Allium sativum)
·         Mint (Menta spp)
·         Kembang Kenikir (Tagetes spp)
·         Tomat (Lycopersicum eskulentum)
·         Bunga Mentega (Nerium indicum)
·         Daun Pepaya
2.3 Hama
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Suatu hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia. Contohnya adalah organisme yang menjadi vektor penyakit bagi manusia, seperti tikus dan lalat yang membawa berbagai wabah, atau nyamuk yang menjadi vektor malaria.
Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian.
Hama yang dapat dibasmi oleh pestisida alami antara lain, ulat bulu, aphid, rayap, belalang, dan beberapa serangga kecil lainnya.












BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian                                 
            Jenis penelitian pada karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif.
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
            Eksperimen pembuatan pestisida alami ini dilaksanakan pada :
                        Tempat            : Rumah Verinda Rizki Utami  Jalan Kyai Kembang
                                                  RT 23 RW 8 , Tekung , Lumajang
                        Waktu             : 6 s/d 7 Mei 2012
3.3 Alat Dan Bahan
1. Alat
     1) Alat penumbuk atau lesung besi
     100_1580.JPG Gambar 3.1



2) Saringan dan wadah hasil saringan
      100_1583.JPG Gambar 3.2
     3) Ember atau timba
      100_1581.JPG Gambar 3.3
     4) Gayung
      100_1584.JPG Gambar 3.4


Timbangan
        100_1570.JPG Gambar 3.5
2. Bahan
     1) 1kg daun pepaya
       100_1569.JPG Gambar 3.6
     2) 10 liter Air
     3) Minyak tanah
        100_1577.JPG Gambar 3.7
4) Deterjen
       100_1578.JPG Gambar 3.8
3.4 Langkah-Langkah Penelitian
      1.   Timbang daun pepaya terlebih dahulu.
               100_1569.JPG Gambar 3.9
2.   Tumbuk daun pepaya menggunakan lesung atau alat penumbuk sampai halus.



100_1571.JPG                    100_1572.JPG
Gambar 3.10                                                          Gambar 3.11
3.      Daun pepaya yang sudah halus dimasukkan kedalam timba dan dicampur dengan 30gr deterjen, 2 sendok makan minya tanah dan 10 liter air
100_1572.JPG100_1579.JPG
Gambar 3.12                                        Gambar 3.13



                        100_1581.JPG Gambar 3.14
4.      Hasil campuran kemudian didiamkan selama 12 jam kemudian disaring
100_1575.JPG Gambar 3.15
5.      Pestisida yang sudah jadi siap digunakan
100_1575.JPG Gambar 3.16
3.5 Pengujian Pestisida Alami
            Pestisida alami yang telah saya buat telah diuji pada beberapa hama, antara lain rayap dan ulat.






BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian
            Hasil pestisida yang saya buat setelah didiamkan selama 12 jam menghasilkan cairan yang berbau sangat menyengat dan memungkinkan serangga jika menghirup atau terkena cairan tersebut akan mati.
4.2 Pembahasan
            Pestisida alami yang saya buat berasal dari tumbukan daun pepaya yang dicampur dengan 30gr deterjen , 2 sendok makan minyak tanah dan 10 liter air. Digunakan daun pepaya karena pada daun pepaya terdapat bahan aktif Papain yang cukup efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap tanaman. Sedangkan detergent bersifat basa, sehingga sangat berpengaruh pada media tumbuhan yaitu tanah, terutama pada tanah yang asam jika diberi detergent akan menjadi netral dan tumbuhan akan tumbuh subur.
Pada pembutan pestisida alami ini campuran dari bahan-bahan yang telah disebutkan didiamkan selama 12 jam, kemudian disaring. Setelah disaring pestisida tersebut siap digunakan.
            Pestisida alami ini dapat membasmi beberapa hama seperti:
1.      Aphid
Ukuran tubuhnya sangat kecil (1  - 2 mm) lunak umumnya berwarna hijau. Kutu daun ini menghisap cairan tanaman sehingga menyebabkan tanaman lemah. Selain itu kutu daun mengeluarkan cairan seperti gula yang menguntungkan bagi pertumbuhan cendawan hitam pada daun. Aphid merupakan vektor penting dalam penyebaran penyakit virus karena dapat berpindah dari satu tanaman ke tanaman lainnya.

image001_3.jpg Gambar 4.1
Kutu daun / aphid ini ada 2 macam yaitu aphid bersayap dan tidak bersayap, perbedaan ini dikarenakan adanya kompetisi makanan. Jika populasi aphid dalam 1 rumpun tanaman sangat banyak maka tubuh aphid ini akan membentuk sayap untuk memudahkan bermigrasi ke tempat yang lebih menguntungkan. Perpindahan aphid sejauh 5 meter per hari apabila berjalan, 5 km per hari untuk aphid yang bersayap dan apabila dibantu oleh hembusan angin dapat mencapai 200 km per hari.






2.      Rayap
200px-Coptotermes_formosanus_shiraki_USGov_k8204-7.jpg Gambar 4.2
Rayap adalah serangga sosial anggota bangsa Isoptera yang dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia. Rayap bersarang di dan memakan kayu perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Rayap masih berkerabat dengan semut,
yang juga serangga sosial. Dalam bahasa Inggris, rayap disebut juga "semut putih" (white ant) karena kemiripan perilakunya.
Sebutan rayap sebetulnya mengacu pada hewannya secara umum, padahal terdapat beberapa bentuk berbeda yang dikenal, sebagaimana pada koloni semut atau lebah sosial. Dalam koloni, rayap tidak memiliki sayap. Namun demikian, beberapa rayap dapat mencapai bentuk bersayap yang akan keluar dari sarangnya secara berbondong-bondong pada awal musim penghujan (sehingga seringkali menjadi pertanda perubahan ke musim penghujan) di petang hari dan beterbangan mendekati cahaya. Bentuk ini dikenal sebagai laron atau anai-anai.



3.      Ulat Bulu
ulat_bulu.jpg Gambar 4.3
Ulat bulu sebenarnya adalah salah satu fase metamorfosis dari kupu-kupu atu ngengat. Pada fase ini ulat bulu sangat meresahkan para petani karena ulat bulu merupakan hama yang berbahaya. Karena pada fase ini ulat bulu memang banyak memakan daun tanaman, dan pada fase ini menghasilkan banyak air liur yang berfungsi untuk melindunginya pada fase kepompong.
Selain merugikan para petani karena memakan daun tanaman, hewan ini juga meresahkan masyarakat, karena jika terkena bulunya kulit kita akan terasa gatal dan seperti terbakar.
                        Pestisida ini masih dicampur dengan bahan kimia buatan jadi pestisida ini masih belum bisa disebut pestisida alami.





BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Cara membuat pestisida alami yaitu, pertama timbanglah daun pepaya dengan berat 1kg. Setelah itu tumbuklah daun pepaya hingga halus. Setelah itu campurlah hasil tumbukan daun pepaya dengan 2 sendok makan minyak tanah, 30 gr deterjen dan 10 liter air. Setelah itu campuran didiamkan selama 12 jam. Setelah 12 jam saringlah campuran tersebut menggunakan saringan. Setelah disaring pestisida alami ini siap digunakan.
2.      Hama yang dapat dibasmi dengan pestisida alami ini antara lain, aphid, rayap dan ulat bulu
5.2 Saran
            Dari hasil percobaan yang telah dilakukan , maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1.      Perlu melakukan percobaan kembali dengan merubah takaran bahan dan lama proses perendaman agar lebih tau mana hasil pestisida alami yang lebih baik.
2.      Perlu melakukan percobaan kembali yaitu dengan menumbuk daun pepaya tidak sampai halus. Agar kita dapat mengetahui apakah hasil akhirnya sama atau tidak dengan hasil akhir dengan menggunakan daun pepaya yang ditumbuk hingga halus.
3.      Pembuatan pestisida ini masih dicampur dengan bahan kimia buatan, yaitu deterjen yang sangat berbahaya pada tumbuhan. Jadi perlu dilakukan percobaan lagi membuat pestisida alami tanpa dicampur bahan kimia buatan.


















DAFTAR RUJUKAN
ekstrak-daun-pepaya-carica-papaya-sebagai-pestisida-alami-yang-ramah-lingkungan.html



Tidak ada komentar: